Selasa, 05 Mei 2015

Mimpi Bukan Mimpi - Cerpen


      
      Aku berlari keluar rumah setelah mendengar suara seseorang memanggil-manggil namaku. 
“Caroline! Caroline cepat keluar! Aku punya berita bagus!” 
Dan aku tahu siapa yang memanggil namaku, itu pasti... 
“Hazel!” Yap, ia sahabatku. 
“ Kenapa teriak teriak didepan rumahku! Suaramu hampir membuat jantungku copot! Memangnya ada apa?” Hazel terkekeh pelan, “hehe maafkan aku! Tapi aku kesini membawa berita bagus!” Aku menaikkan alis “berita bagus apa?” 
“Kita menang undian!” Teriaknya girang. 
“Menang undian? Undian apa?” 
“Astaga Carol! Kau tidak ingat? Dua hari yang lalu kita pernah mengirim sms berkali-kali ke Net.tv untuk mengikuti event yang mereka adakan. Padahal kau yang paling bersemangat untuk mengikutinya, sampai-sampai pulsamu yang 25rb itu habis gara-garanya.” 
“Ah iya!! Aku ingat!” 
“Jadi... kau dan aku akan pergi ke Canada dan menghabiskan waktu seharian bersama Justin bieber disana! Itu lah hadiah bagi pemenang!” 
      Aku tersentak, raut wajahku langsung berubah 180 derajat. 
“Apa.. apa kau serius? Kita akan bertemu Justin bieber?!” Ucapku tak percaya. 
“Ya! Kita akan bertemu Justin bieber!!” Teriak Hazel meyakinkan. 
      Aku langsung melompat-lompat bersama Hazel sambil tersenyum girang dan memeluk tubuh mungilnya kuat, sehingga membuatnya sulit bernapas. 
“Geez! Carol kau membuatku hampir mati!” 
“Hehe maafkan aku Hazel yang manis!!” Ia mencibirku dan kemudian tersenyum singkat. 
“Kalau begitu aku pulang dulu ya, aku ingin mengemasi barang-barang yang harus ku bawa besok.”
Mataku membulat. “BESOK??” 
“iya! Kita akan pergi besok, tunggu dirumahmu, mobil akan menjemput kita dirumahmu jam 7 pagi. Bye, aku pulang dulu” ucap Hazel berlari pulang kerumahnya.
      
      Aku berlari masuk kerumahku, menyiapkan barang-barang yang harus kubawa, dan... astaga, baju-bajuku  yang bagus masih terletak didalam mesin cuci, menunggu untuk dicuci dan tidak mungkin kering besok karena hari ini mendung dan gerimis mulai turun. Lagipula jika memang kering, baju-bajunya harus disetrika dan aku membutuhkan waktu 1  jam untuk menyetrika 3 lembar pakaian, aku bisa telat karena itu. huffftt Aku jadi bingung sendiri dan memutuskan untuk menelpon Hazel, berpikir bahwa ia akan meminjamkan setengah dari bajunya untukku. Aku membuka pintu kamar dan...... 
“Surprise!” ucap gadis yang diberada didepanku, ia Hazel. 
      Aku tidak tahu kenapa ia bisa berada dikamarku sedangkan tadi ia baru saja bilang bahwa ia ingin pulang untuk mempersiapkan barang-barang yang harus dibawa ke Canada. 
“Hazel? Kenapa kau bisa ada disini? Bukankah tadi kau berlari pulang kerumahmu?” 
      Aku memutar bola mataku kesamping gadis itu. Ada seorang pria berdiri disebelahnya, tetapi pria itu menghadap kebelakang, sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya. Pria itu menggunakan topi berwarna ungu dan aku merasa bahwa aku mengenalnya, tapi aku tidak tahu persis ia siapa pria itu. 
“ng..siapa ia Hazel?” 
      Gadis itu malah tersenyum dan memutar kepalanya kearah pria itu, seolah memberi kode. Pria bertopi ungu itu membalikkan tubuhnya dan.....”YA AMPUN! JUSTIN BIEBER!” dan kemudian, semuanya buram.

      Byuuurrr! 
      Aku merasakan seseorang baru saja menyiram tubuhku dan aku langsung bangun dari tidurku. 
“JUSTIN BIEBER! JUSTIN WHERE ARE YOU?!” Ucapku berteriak, membuat ibuku yang berdiri didepanku menutup kupingnya. 
“Carol!!  Diamlah!” Ucap ibuku. 
      Aku melihat disekelilingku dan tubuhku terasa lemah saat menyadari bahwa itu semua hanya mimpi. Tidak mungkin terjadi, Justin tidak mungkin berada disini. Tapi jika itu memang mimpi, aku harus tidur lagi, agar mimpiku dapat tersambung kembali. Aku menarik selimutku yang basah karena disiram tadi, kemudian menutup wajahku dan berusaha untuk tertidur dengan kedinginan, tapi ibuku kembali bersuara. 
“Carol! Jangan tidur lagi! Ada idolamu diluar! Justin beiber!” 
"Justin bieber, bu."
"Iya Justin bieber! Ia ada diluar!" Ucapnya lagi.
      Aku tertawa pelan. “Tidak mungkin bu, ibu sudah berapa kali membuat lelucon tentang Justin dan tidak ada satupun yang benar-benar terjadi.”  Aku bersuara dari balik selimut yang basah.
Hey,  Caroline.” 
      Tiba-tiba aku mendengar suara seseorang dari arah pintu kamarku dan langsung membuka selimut yang menutupi wajahku, untuk melihat siapa orang itu.
ASTAGA! Ia..ia.. JUSTIN BIEBER!!
Morning beautiful” Ucap Justin lagi.
      Aku tertegun untuk beberapa saat dengan mata yang berbinar-binar kemudian aku menoleh kearah ibuku. 
“bu.. di..dia Justin bieber kan?”
“Iya Caroline..idolamu.” 
      Aku menoleh lagi kearah Justin dengan senyum yang mengembang dan jantung yang hampir copot.
Why don’t you answer me? Okay, i will repeat. Morning beautiful Caroline” Ucap Justin lagi. 
      Ia tersenyum lebar dan mengedipkan sebelah matanya kearahku, dan aku berteriak.. 
“MORNING HANDSOME” kemudian, semuanya gelap.

-THE END-